Monday, June 22, 2020

Harapan Ketika Pandemi

Banyuwangi, 2018


Bulan ke-empat kita berada dimasa sulit, apa kabar kalian? Aku tahu kita semua tidak sedang baik-baik saja. Empat bulan yang dipenuhi denga ketakutan, kecemasan dan banyak sekali kabar duka. Beberapa kata yang sering kita dengar adalah PHK, unpaid leave, kematian, pengangguran, susah cari uang, sakit dan lainnya. Beberapa bulan awal, masyarakat sangat aware dengan kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan orang lain, namun hal itu berubah saat memasuki bulan ketiga dan keempat dimana masyarakat sudah tidak mampu membendung kebutuhan hidupnya. Menurut beberapa financial planner, dana darurat idealnya tiga bulan gaji untuk yang single dan enam bulan untuk yang sudah menikah dengan catatan tidak ada kejadian luar biasa. Namun berbeda dengan keadaan saat ini yang mau tidak mau dana darurat keluar deras karena adanya beberapa profesi yang tidak bisa dilakukan saat adanya pandemi.


Untuk kalian semua yang sedang berjuang, semoga dikuatkan. Aku pun berjuang sama seperti kalian dan tidak perlu kita saling mengungguli untuk menentukan siapa yang paling menderita karena kita semua berada dalam kondisi yang tidak bisa kita kontrol. Aku tidak pernah menyangka jika setelah wisuda aku akan dihadapkan dengan keadaan dimana pandemi berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya proses rekrutmen. Bahkan hal itu bukan hanya berdampak pada terhambatnya proses rekrutmen saja tetapi juga berdampak pada hasil rekrutmen. Ada beberapa rekrutmen yang tidak tidak berjalan dengan semestinya karena adanya pandemi. Sedih? Pastinya sedih sampai nangis garuk tanah dan kalut beberapa hari karena adanya insinkronisasi rekrutmen akibat pandemi sampai pada akhirnya aku belajar untuk berdamai dengan diri sendiri. Kegagalan adalah kegagalan dan bukan jalan menuju kesuksesan. Kegagalan adalah cara Tuhan memberitahu umat manusia untuk berbenah dan memaknainya lebih dalam. Saya melakukan evaluasi terhadap diri saya untuk lebih baik lagi, saya memperkaya ilmu dengan belajar hal baru, menambah skill apapun yang bisa lakukan untuk menunjang karir saya kedepan. Tuhan memberikan lebih banyak space untuk saya bertumbuh dan berkembang dengan kegagalan ini. Saya tidak sendiri, kita berjuang bersama-sama dengan tujuan berbeda. Tuhan memiliki banyak cara untuk memberi sesuatu, sekarang atau nanti. Mari kita coba lagi...

Apa yang terjadi pada aku dan perjuanganku mencari kerja tidak sebanding dengan perjuangan para kepala keluarga yang terpaksa harus di PHK karena pandemi ini. Tidak sebanding dengan perjuangan para ojek online, bapak petugas sampah, warung tegal dan beberapa profesi lainnya yang tidak akan menerima uang kalau tidak keluar rumah. Pun tidak sebanding dengan perjuangan tenaga kesehatan yang berjuang tanpa kenal lelah bahkan tanpa imbal jasa. Namun yang bisa digaris bawahi adalah, kita semua berjuang bersama, saling jaga untuk kehidupan bersama. Oleh sebab itu mari kita bergandeng tangan saling jaga, saling bantu, dan saling mendukung. Bagi masyarakat yang masih harus keluar rumah untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga jangan lupa pakai masker dan jaga jarak, bagi masyarakat yang di rumah mari tetap di rumah untuk mendukung yang masih harus keluar rumah, bagi tenaga kesehatan semoga dikuatkan mental dan fisiknya untuk merawat masyarakat. Terakhir untuk masyarakat yang menganut teori konspirasi dan tidak percaya covid, tolong hargai yang sedang berjuang. Tidak ada untungnya kalian hate speech pengelola rumah sakit, tenaga medis dan pemerintah dengan teori konspirasi dan mengarah ke kapitalisme. Sampai kapan kalian akan hate speech terus-terusan? Mari kita fokus kedepan untuk pemutusan tali rantai penyebaran. Hemat energi untuk produktivitas daripada ketik hate speech ke orang yang bahkan kita tidak kenal. Semoga pandemi ini segera berakhir, semoga stigma negatif di masyarakat tentang penyakit ini berhenti, dan semoga masyarakat dapat satu tujuan untuk memberantas covid dan tidak saling melempar hate speech.

Ada banyak harapku untuk Indonesia, yuk berdoa bersama untuk Indonesia.

No comments:

Post a Comment