Saturday, June 13, 2020

Jogja dan ceritanya

Halo semuanya! Menyambung liburan virtual ke jogja yang baru sampai hari ketiga (klik untuk cerita sebelumnya) , kali ini aku mau lanjutin liburan virtual ke jogja hari ke empat sampai keenam. Hari ke empat kita cuman keliling kota karena kemarin super duper padat dan capek. Penasaran kita kemana aja? Here we go!

Hari keempat

Mediterranea Restaurant by Kamil



Makanan porsi besar yang terhidang

Sudah tidak asing bukan? Buat yang belom tau Mediterranea adalah salah satu restoran yang ada di Jogja dengan konsep makanan eropa gitu. Supaya bisa bayangin aja vibesnya ini mirip vibes cafe yang banyak bertaburan di Seminyak, Bali. Apalagi pengunjungnya 80% adalah orang asing jadi berasa langi di Bali padahal mah di Jogja hehe.  Rencananya mereka menunggu di parkiran atau yaudah masuk tapi pesennya yang murah aja, maklum ya anak kos. Awalnya yang pengen kesini sebenarnya cuman aku dan satu teman yang berhasil ku hasut. Eh pas sampai tempatnya mereka ikutan masuk juga (yes berhasil!!). Tempatnya homey banget, pelayannya super ramah, toiletnya walaupun digunakan untuk unisex namun cukup luas, sabun tersedia dengan baik tanpa campuran air, tissue juga tersedia. Nah ini nih yang paling bikin vibesnya Bali banget yaitu ruangan yang indoor tapi semua pintu dan jendela dibuka sehingga hawa dingin hanya berasal dari kipas angin. Efeknya yaa panas tapi masih nyaman.

Our Mediterranea bill

Berhubung yang berniat datang kesini hanya dua orang, maka aku dan temanku mulai memilih menu makan dan yang lainnya memilih minuman yang akan diminum. Semua berjalan dengan semestinya sampai pesanan datang dan VOILA porsinya gede banget, bisa buat ramean. Kalau mau compare harga dengan restoran yang ada Surabaya dengan menu sama sih jauh banget. Di Surabaya dengan harga segitu cuman dapat seporsi. Yaudah deh akhirnya kami makan a bowl of salad dan pizza barengan dengan share billing. Apapun bisa terjadi kala traveling kan dan ini bagian asiknya hahahaha

Milk by Artemy
Two scoop of gelato with boba

Usai dari Mediteranea kami melanjutkan perjalanan ke salah satu gerai gelato yang ada di Jogja. Sebelum ke Jogja, aku bikin semacam list tempat yang akan kami kunjungi dengan berbagai sumber referensi. Sekian banyak referensi tersebut membawa kami ke Milk by Artemy Gelato, banyak yang bilang gelato ini lebih enak daripada gelato yang lumayan famous dengan banyak cabang di Jogja. Kedainya luas dengan penataan yang asri dan enak buat ngobrol maupun belajar. Kebetulan saat itu banyak sekali adek-adek yang lagi belajar bareng (sadar diri kalau udah tua kok). Gelatonya enak beneran dan kalau kamu bingung mau yang rasa apa, kamu bisa minta tester dulu. Tempatnya juga mendukung, aduh betah deh yakin!

Jadi mau rasa apa mba?

Oh iya kelupaan nih, turun dari mobil kami disuguhi pemandangan mbah-mbah yang jualan jajanan kue basah cemilan di depan Milk by Artemy. Tubuh yang sudah renta yang harusnya di rumah istirahat menikmati indahnya masa tua tapi beliau masih kuat menggendong satu baki besar berisi jajanan. Aku membeli beberapa jajanan yang dijajakan dengan lirih berdoa "Tuhan lancarkanlah rezekinya, buatlah orang datang membeli dagangannya agar dia cepat pulang dan beristirahat".

Semangat beliau bikin mewek gak sih :(

Oke perut kenyang hati tidak senang karena beberapa dari kami akan kembali ke Surabaya. Jogja kala itu hujan seakan mengerti kalau teman kami akan segera meninggalkan Jogja. Hujan yang mengantar kepergian tiga teman kami hingga stasiun. Sisa kami berempat dan mulai bingung mau kemana ya? Tidak akan kehabisan ide karena list tempat yang akan kami kunjungi masih banyak. Perjalanan selanjutnya ke Uma Yumcha, udah pengen banget kesana lah pokoknya.

Uma Yumcha
Siomay Uma Yumcha

Dimsum Uma Yumcha ini terletak di pasar Condronegaran. Aku kurang tahu bagaimana suasana ketika pagi-siang. Kami disana sekitar sore jam 16.00 atau jam 17.00 mengejar waktu bukanya Uma Yumcha. Sampai sana kami sudah nomor tiga dan tidak lama setelah kedatangan kami, langsung full satu tempat itu. Jadi tempatnya semacam food court tapi bentuknya pendopo. Duduknya lesehan dengan alas tikar dan disekitar Uma Yumcha ada banyak jajanan makanan lainnya tapi pengunjung paling rame ya Uma Yumcha. Harganya hanya 3000 IDR tapi enak banget, seorang pesan enam biji dan rasanya kurang. Ini aku ngetik sambil bayangin enaknya dimsum Uma Yumcha hahaha. Berhubung semua wilayah PSBB, Uma Yumcha melakukan penjualan secara online dengan bantuan ojek online, namun belum melayani pemesanan luar kota.

Masjid Gedhe Kauman
Masjid Gedhe Kauman

Sebuah kebanggan bisa ke Jogja dan mampir ke masjid iconic satu ini. Kami kebetulan mampir ketika waktu sholat maghrib dan full jamaahnya. Langit keunguan dan sayup  adzan maghrib selalu membuat berdecak kagum.

Filosofi Kopi
Our Filosofi Kopi bill

Kami melanjutkan perjalanan menuju filosofi kopi, tempat iconic juga nih. Filosofi kopi akan jadi akhir perjalanan kami karena tempatnya tidak jauh dari rumah dan sudah malam juga. Tempatnya menarik karena berada di desa gitu dengan konsep pedesaan dan jogja. Harganya sendiri pricey terlebih untuk kota pelajar semacam Jogja.

Hari kelima

Kopi Klothok
Kebayang lagi minta makan nenek gak sih :(

Sambalnya yang banyak sampe puas

Sebelum ke filosofi kopi kemarin, kita mampir kopi klothok dulu. Berdasarkan google sih masih buka tapi ternyata kami sampai sana gelap gulita yang mengakibatkan kami putar balik dan ke filosofi kopi. Usai menunggu teman yang lain sholat jum'at, kami pergi ke kopi klothok. Suasananya dipinggir sawah dengan rumah joglo. Pawon atau dapurnya mirip seperti di rumah nenek. Ide dari dibangunnya kopi klothok ini adalah menumbuhkan vibes pulang kampung berkunjung ke rumah nenek. Kami antri mengambil nasi dan lauk pauk, ada beberapa jenis nasi dan lauk pauk. Setelah itu kami memesan pisang goreng dan jeddah atau gemblong goreng.

Daftar Harga Kopi Klothok


Uniknya setelah membawa piring kami, kami langsung makan sambil menunggu minuman dan cemilan datang. Bayarnya belakangan setelah selesai dengan perhitungan per porsi sesuai dengan apa yang sudah kamu ambil di piring tadi. Ide bisnisnya menarik bukan? Tidak lama dari kita duduk dan makan datang banyak orang sampai antri panjang sekali. Beruntungnya kita tidak antri pun mendapatkan tempat duduk. Di kopi klothok ini juga ada banyak spot foto untuk nostalgia kalian ketika di rumah nenek. Makanannya enak dan aku rekomendasiin beli pisang goreng banyak karena enak banget.
Pisangnya bikin nangis saking enaknya

Tahu Susu Bakso dan Bakpiaku


Tahu Susu Bakso Khas Jogja

Setelah kenyang kami mampir tahu susu bakso titipan kakak yang dulu sering beli tahu baksonya semasa di jakarta. Ada beberapa varian yang tersedia seperti ayam, daging dan tuna. Mungkin bisa menjadi ide kalian beli oleh-oleh selain bakpia.

Bakpiaku ini jadi icon bakpia hits kira-kira tiga atau empat tahun kebelakang dengan rasa bervarian dan beneran kerasa rasanya. Nilai tambahnya bakpiaku memiliki bentuk yang unik seperti permen super gemas.

HeHa Sky View
Jogja city view

Untuk memakai fasilitas ini kamu perlu nambah berapa ribu gitu

Perjalanan selanjutnya adalah ke HeHa melihat city view dari atas dan termasuk salah satu tempat baru yang lagi rame di media sosial. Saat itu kami tidak begitu beruntung karena hujan yang membuat wisata kami menjadi sedikit terganggu. Namun walaupun badai menghempas akan selalu ada hikmahnya. Kami disuguhkan pemandangan yang bagus dengan munculnya pelangi yang menghampar sempurna di depan kami. WOOOAAAH teringat masa kecil yang pagi-pagi masih mengenakan baju tidur muterin halaman loncat-loncat sambil nyanyi pelangi. Kemudian pelan-pelan cuaca mulai bersahabat dan terlihat matahari mulai meredup dengan pemandangan senja yang bagus disusul kelap kelip city view jogja. Aduh syahdu sekali malam itu


Senja kala itu

Hari keenam

Mie Ayam Bu Tumini


Mie Ayam Kuah Kari

Setelah berpikir ratusan purnama akhirnya kami memutuskan mau makan mie ayam Bu Tumini. Katanya sih enak jadi kita nyoba deh kesana. Saat itu gerimis tapi kedai mie ayamnya full orang tapi untungnya masih ada space untuk kami. Seporsi mie ayam pun disediakan dan aku baru tahu belakangan kalau bumbu ayamnya adalah kuah kari. Berhubung aku adalah lidah jawa timur, aku kurang begitu suka karena kuah karinya cenderung manis. Entah mie ayam jogja memang dasarnya manis atau gimana aku juga kurang paham. Berdasarkan analisa ramenya pengunjung sih sepertinya mie ayam memang enak namun memang cocoknya dilidah orang jawa tengah.

Bakpia Kukus

Kami hari ini hanya mampir ke bakpia kukus untuk membeli oleh-oleh karena kemarin kami kemalaman dan tidak sempat mampir karena sudah tutup. Sayangnya varian coklat dan keju saat itu tidak tersedia, padahal menurutku rasa paling enaknya bakpia kukus ya rasa brownies coklat dan kejunya. Oke bakpia kukus ini adalah tempat pemberhentian kami terakhir kali di Jogja. Selanjutnya kami akan kembali ke Surabaya dengan segala rutinitas para pencari kerja yang penuh perjuangan.

Sebagai penutup aku pengen membagikan foto ini. Dalam perjalanan dan pemberhentian di lampu merah aku tidak sengaja melihat ibu-ibu jaga stand buku bekasnya sembari membaca surat pendek. Sebuah pengingat bahwa dunia ini pemberhentian sementara untuk perjalanan yang lebih panjang atau lebih jauh nantinya. Sebentar pun itu beri jeda untuk akhiratmu, untuk Tuhanmu.

Pengingat perjalanan

Terima kasih atas sepenggal kisah perjalanan ini. Jika waktunya sudah mereda nanti, mari kita susun penggalan kisah perjalanan selanjutnya yang lebih asik dan menarik. Semoga disaat itu kita sedang berada pada kisah yang lebih baik dari hari ini. Aku yakin kita pasti bisa merakit mimpi-mimpi itu, bersama.


Sampai bertemu di liburan virtual lainnya!

2 comments:

  1. Saya terakhir ke Jogja itu tahun lalu. Tapi, kurang puas jalan-jalannya. Jadi saya baca catatan virtual ini dulu aja. Siapa tau bisa balik ke Jogja lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga keadaan segera membaik agar segera bisa liburan ya mba. Saya sudah rindu kopi klothok dan dimsum uma yumcha yang gabisa dikirim pas pandemi begini hehe

      Delete