Thursday, June 4, 2020

Jogja, Kota Penuh Kenangan


Full Team

Halo semuanya! Hari kesekian sudah di rumah aja, bosen? Pengen liburan? Yuk liburan virtual ke Jogja! Kebetulan graduation tripku kemarin ke jogja, udah semacam graduation tripnya anak sekolah gak sih? Banyak destinasi sebenarnya, tapi karena beberapa pertimbangan kami menjatuhkan pilihan ke Jogja, selama kurang lebih seminggu, jauh dekat bukan masalah bukan?


Hari Pertama

Berangkat dari Surabaya Naik Kereta
Setelah melakukan beberapa perundingan, kami memutuskan untuk berangkat ke Jogja naik kereta api dari Surabaya. Ada beberapa moda transportasi yang dapat menjadi pilihan, seperti mobil. Namun kami mempertimbangkan lelahnya mengemudi yang menyebabkan ketidakefektifan liburan kami. Kami berangkat siang dengan waktu tempuh kurang lebih lima jam, sore kami sampai Jogja. Aku sendiri terakhir kali ke Jogja tahun 2017, eh lumayan ya dua tahun lalu ternyata...

Tinggal di Rumah Teman dan Menggunakan Kendaraan Pribadinya
Selama kurang lebih seminggu berada di Jogja, budget kami tidak sampai satu juta. Kuncinya ada disini hehe. Kebetulan salah satu dari kami memiliki rumah di Jogja sehingga kami menggunakan fasilitas yang ada di rumahnya. Bukan hanya rumah tapi juga kendaraan pribadinya. Kami hanya mengeluarkan budget untuk bensin saja. Lebih bahagianya setiap sarapan budhenya teman selalu masakin kita makanan yang enak-enak banget. Kudu nangis rasanya soalnya budhe kalau masak totalitas porsi dan rasanya, semoga sehat terus ya budhe sudah masakin kami yang berisikin rumah seminggu. Namun kami tidak melulu makan masakan budhe, kami tiap pagi piket beli sarapan ke pasar dekat rumah, sampai pada suatu ketika teman membeli gudeg, makanan yang aku tidak begitu suka karena kecenderungan manisnya. Akhirnya aku eksperimen sendiri untuk menambahkan cabe agar rasanya sesuai lidahku seperti foto dibawah ini.

Ide makan gudeg anti eneg ketika menu sarapan gudeg


Spesial Sambal (SS)
Tempat pertama yang kami kunjungi sesampainya di Jogja adalah Spesial Sambal. Jujur terakhir makan di SS itu lama banget karena cabang SS yang deket kampus pindah karena sewa ruko yang naik. Pindahnya ujung ke ujung gitu jadi yaa kangen banget makan SS. Oh iya SS ini awal mulanya itu dari Jogja juga lho jadi ini tempat juga wajib kamu kunjungin selain karena enak dan murah pastinya. Jadi gabakal nyesel deh kalau ke Jogja mampir ke SS meskipun...

"Yaelah Han, jauh-jauh ke Jogja kenapa ke SS kan di Surabaya juga ada"
Makan berenam cuman habis segini, bahagianya anak kos


Malioboro dan Kopi Joss
Usai mengisi perut, kami menuju Malioboro untuk menghirup udara malam Kota Jogja. Berhubung tidak boleh parkir di sekitaran Malioboro, kami parkir jauh sekali. Salah satu teman berniat untuk mencicipi kopi joss alhasil kami jalan dari ujung sampai ujung. Capek banget dengan keramaian jalan Malioboro rasanya melelahkan sekali. Sebelum menuju kopi joss kami mampir beli lumpia rekomendasi teman buat  cemilan minum kopi joss. Lumpianya cukup ramai pengunjung dan harus sedikit menunggu, seperti ini penampakannya, lumpia ini dekat salah satu hotel yang aku lupa namanya.

Yok dipilih dipilih
Usai mendapatkan lumpia, kami meneruskan perjalanan mencari kitab suci. Saking jauhnya perjalanan jadi sebut aja mencari kitab suci hahaha. Minum kopi joss dan wedang jahe dengan lumpia duh syahdu sekali. Hal tersebut didukung dengan hiruk pikuk pesawat yang lewat tepat diatas kami, kalau dihitung ada sekitar 8-11 pesawat dalam waktu kami menikmati kopi joss. Ah rindu jogja kan jadinya...

Hari Kedua

Pantai
Jogja ini tipikal pantainya hampir sama seperti Malang, setiap beda berapa meter namanya beda. Kami menikmati indahnya beberapa pantai, ada yang kami menikmati es degan langsung sama tempurungnya, ada yang naik turun tapi arusnya gede jadi semacam tebing aja gitu, ada yang kami berhenti sambil menikmati ikan bakar, tapi ada yang paling berkesan sih.

Makan pentol dengan pemandangan pantai
Aku lupa nama masing-masing pantai yang kami kunjungi, namun di pantai ini kami berhenti untuk makan pentol sama minum es degan dan tidak lupa sholat di masjid terdekat. Oh iya ada beberapa kedai yang jualan seafood goreng gitu, kami mencoba juga tapi karena gak anget selera makan pun jadi berantakan. Tau dong gimana rasa gorengan tapi dingin.
Mesranya es degan dan pantai
Setelah muter nyari ikan bakar harga wajar
Rupanya pentol dan es degan belum cukup memenuhi isi perut kami, kami memutuskan untuk mencari seafood di salah satu pantai yang kami kunjungi. Cukup sulit menentukan tempat mana yang akan kami beli karena mereka menawarkan harga yang lumayan dengan jumlah yang tidak sepadan sampai akhirnya yang paling affordable adalah kedai yang paling awal yang tidak kami tengok sebelumnya. Kalau tidak salah harga seporsi ikan beserta nasi, sambal dan lalapan Rp 20.000- Rp 25.000. Sambalnya enak banget sampai bikin huu-haah, sebuah perjuangan dengan hasil yang memuaskan.
Pemandangan beberapa menit sebelum encok naik tangga
Kebetulan ini destinasi pantai terakhir kami, tapi paling ekstreem. Parkiran-pantai dan pantai-parkiran naik turun lembah bukit bikin punggung yang sudah renta ini meronta-ronta. Udahlah ngos-ngosan ingin pingsan tapi kalau gelundung gak sanggup putar balik lagi hahahaha. Namanya pantai wedi ombo, kalau kami berkelakar nama pantainya seperti realita bahwa kami takut gendut makanya harus olahraga buat ngelihat indahnya pantai. Hati senang eh lemak pun hilang, double killer bukan?

Tengkleng Gajah
Destinasi kuliner kami selanjutnya adalah tengkleng gajah. Kami memesan semua menu karena mau nyobain semua varian dan kami belum pernah makan tengkleng gajah sebelumnya. Eh beneran enak semua dong, terlebih kerupuknya. Sampai aku pernah nitip teman pas pulang ke jogja buat minta dibawain kerupuk tengkleng gajah karena seenak itu. Oh iya untuk harganya sendiri aku kurang tau karena pas disini dibayarin sama seorang dari kami yang lagi syukuran kelulusan. Sekadar ngasih tau aja si teman sampe terharu karena budget nraktirnya cashback banyak. Budget makan ngikut Surabaya tapi jajannya di Jogja hahaha

Baru sadar gak ngefoto makanan disini saking lapernya :)


Hari Ketiga

Dieng
Destinasi kali ini agak jauh, eh jauh banget sih. Kami berangkat ke Dieng pagi dan sampai Jogja malam jam 9 apa ya. Dieng adalah tempat yang kami belum pernah kunjungi juga. Tempat pertama yang dikunjungi lembah diengnya. Seperti tempat wisata sebelumnya, naik gunung lewati lembah hahaha. Selagi naik tangga mampir ke warung buat makan indomie dan gorengan. Aduh berasa lunch with a view. Tidak lupa kami mengambil beberapa foto di tempat yang instagramable dan membeli carica tentunya. Kami tidak ke kawahnya karena capek dan mahalnya tiket untuk kesana. Selanjutnya tentu kami mencari santapan makan sore khas daerah sekitar. Inginnya mangut lele tapi karena tidak searah akhirnya kami memutuskan makan mie ongklok.

Siapa yang bisa nolak indomie?


Mie Ongklok
Mie ongklok ini seperti mie ayam tapi kental dan manis. Side dishnya ada sate kambing dan tempe goreng. Favoritku adalah tempe goreng sampai nyomot punya teman hehe. Kalau mienya sendiri sebagai lidah jawa timur kurang cocok dilidahku sih terutama tekstur kentalnya. Alhasil mangkokku geser ke sebelah deh
Tempatnya kecil tapi rame banget

Inilah penampakan mie ongklok beserta ekstra cabe pesananku
Sate Klathak Pak Pong


Sampai Jogja capek banget dengan perjalanan yang cukup memakan waktu karena kami lumayan muter lewat kanan kiri hutan yang cukup mendebarkan. Sesampainya di Jogja kami langsung ke Sate Klathak Pak Pong yang sangat legendaris itu. Kami disini memesan tongseng dan sate klathak tentu saja. Kebetulan kami pesan satenya satu porsi buat berdua karena takut tidak habis dan energi untuk makan sedikit sekali lebih pengen mandi dan rebahan. Harga sate klathak sendiri murah juga sekitar 20 ribuan sepertinya (efek dibayarin jadi gatau harganya) hanya aku merasa lebih suka tengkleng gajah dari segi bau dan rasa. Mungkin kalian memiliki pendapat yang berbeda? Cerita hari-hari selanjutnya aku ceritakan di postingan selanjutnya ya, sampai jumpa di jalan-jalan virtual bersama hanidha's life journey!

No comments:

Post a Comment