Monday, November 26, 2018

Anak Pantai Naik Gunung Ijen? Siapa Takut

www.hanidha.com

Halooooooo, apa kabar netijen?
Surabaya lagi mendung nih semendung hatiku yang ..... *lost signal
Setelah sekian lama tidak menulis, aku mau senam jari lagi nih. Beberapa minggu yang lalu, aku memberanikan diri buat naik gunung. Anak pantai yang bisa meleleh kalau liat ombak laut atau sekedar berenang untuk meluapkan masalah ini menantang diri untuk pergi naik gunung.

Sebenarnya rencana ini begitu dadakan, tidak terencana sama sekali. Ide naik gunung ini dilontarkan salah satu teman yang memang sudah mempersiapkan segala sesuatunya dari satu bulan yang lalu. Eh terus aku semacam ikutan pengen nyobain naik gunung juga. Temanku ini rencananya pergi bareng berdua sama teman kerjanya. Disana kami sewa motor dan kebayang harus nyetir jauh sendirian akhirnya aku cari teman dan VOILA nemu partner deh. H-2 pergi aku baru beli tiket kereta ke Banyuwangi, untuk hal yang berkaitan dengan harga dan lainnya akan aku jabarkan dibawah ya. Tapi alasan paling mendasar sebenarnya adalah saking penasaran sama sunrise di atas gunung itu gimana setelah sebelumnya request sunrise di gunung ke seseorang tapi tak terpenuhi :)

Jum'at
Jum’at selalu menjadi hari yang dinantikan bagi siapapun entah pelajar, mahasiswa ataupun pekerja terutama para pejuang LDR. Aku hari jum'at masih beraktifitas seperti biasanya. Usai kuliah sekitar jam 21.00 kami makan dulu untuk energi sebelum perjalanan, capek kerja dan kuliah kebayar lah sama sepiring kwetiaw dan fuyunghai kala itu (ada cerita menarik mengenai makanan ini kemudian). Makanan kami tak benar-benar habis sehingga kami bungkus untuk sarapan esok hari.

Meeting point sebelum ke stasiun adalah kos aku. Kami bersih-bersih badan dari bau asem yang tak tertahankan karena aktifitas seharian. Setelah bersih-bersih, pukul 00.30 kereta kami berangkat menuju Banyuwangi. Kereta Surabaya-Banyuwangi ini termasuk kereta super nyaman dari yang kelas Premium hingga Eksekutif. Tidak perlu waktu lama kami pun memutuskan untuk tidur sebagai cadangan energi.

Sabtu
Welcome to Banyuwangi!!!!!
Kami turun di Stasiun Karangasem dan segera sewa motor. Persewaan motor ada didepan stasiun karangasem. Harganya akan aku jabarkan dibawah yaaaa. Kami berempat berboncengan dengan sewa dua motor. Destinasi pertama kita adalaaaaaaah.....

Taman Nasional Baluran
Bersumber dari Kumparan, Taman Nasional Baluran menjadi salah satu destinasi kebanggaan Banyuwangi, Jawa Timur. Hamparan padang savana yang cantik, membuatnya kerap dijuluki Africa van Java atau Little Afrika, karena lanskapnya mengingatkan kita pada ciri khas Afrika. Terdapat 44 jenis flora, 26 jenis mamalia, 155 jenis burung yang hidup berdampingan di Taman Nasional Baluran. Tak jarang hewan liar seperti rusa dan moyet ekor panjang muncul di hadapan pengunjung secara bergerombol. Bahkan kalau beruntung, kamu bisa melihat banteng, kerbau, kucing bakau, macan tutul, hingga burung merak.

Dari Stasiun Karangasem ke Baluran total perjalanan sekitar 1-2 jam. Panasnya sudah tidak bisa dimaklumin sih bahkan kulit aku terbakar hingga saat ini. Di Baluran kami sering berhenti ketika menemukan spot foto yang instagramable. Ada satu peristiwa lucu ketika kami di Baluran. Terlalu asik foto ada beberapa orang yang manggil "Hey!!!" temanku mengira mungkin mereka mengenal salah satu dari kami sampai kemudian ketika kami menoleh dilanjutkan dengan "Hey tayoooo". Seketika temanku muram dan mengutuk orang tersebut, lalu aku? Ketawa sampai sakit perut karena muka cemberut temanku.

Di Baluran ini ada tempat peristirahatan gitu, kami berhenti untuk makan dan minum. Panasnya Baluran sampai satu orang dari kami minum dua es degan. Nah masih inget kwetiaw dan fuyunghai semalam? Bungkusan makanan kami direbut monyet dan dimakan dengan lahapnya :D

Tenaga kami lumayan terkuras dihari pertama, supaya mempersingkat waktu, kami langsung perjalanan ke Kawah Ijen, dari Baluran ke Pos Jambu waktu yang kami tempuh selama 1-2 jam. Kami mencari homestay untuk mandi dan tidur sejenak sebelum naik gunung. Di homestay sempat terjadi drama kecil antara warga dan pemilik homestay mengenai jasa yang akan kami gunakan. Untuk menuju ke Pos Paltuding kami dianjurkan memakai mobil khusus dan tidak dianjurkan naik motor. Kami ditawari jasa mobil antar jemput dan guide oleh warga. Kami sempat ragu karena menganggap hal tersebut tidak terlalu penting sebenarnya tapi yaudah lah ya akhirnya kami sepakat menggunakan jasa mereka.

Di homestay kami bebersih badan dan tidur selama tiga jam. Oh iya makanan di Pos Jambu ini sangat murah, untuk seporsi nasi campur seharga Rp 8.000 dan indomie goreng beserta telur juga Rp 8.000. Aku agak lupa Rp 8.000 ini sudah termasuk air mineral atau tidak tapi yang jelas sangat murah dibandingkan di Baluran.

Minggu
Waktunya naik gunuuuuuuuung! Yay!
Pukul 11.30 kami dijemput mobil dan bersiap ke Pos Paltuding. Sepanjang perjalanan gelap dan sampai saat itu kami hanya ngebatin untung tidak motoran karena cukup serem ya berempat cewek semua dan mengendarai di medan hutan begitu. Sampai di Pos Paltuding kami ke kamar mandi, aku sempat ngedumel karena masih saja orang Indonesia tidak bisa antri dengan baik.

Pukul 00.30 pendakian dibuka dan kami mulai menapaki jalan berpasir hingga puncak. Hampir sekitar 85% jalannya berpasir dan tingkat kemiringannya lumayan banget, sisanya 15% jalan landai saat sudah mendekati puncak. Sebelumnya aku tidak percaya langit dengan pendar bintang itu beneran ada di Indonesia sampai saat aku mendaki Ijen. Tuhan begitu indah dalam menciptakan segala sesuatunya. Kami tak bisa mengabadikan indahnya bintang malam itu, namun memori tentang malam itu tidak akan pernah kami lupakan. Perjalanan kami memakan waktu sekitar tiga jam sampai punca dan turun ke kawah sekitar kurang lebih sejam juga. Sempat kepeleset saat turun karena banyak pendaki yang sudah naik duluan. Blue firenya hanya terlihat kecil tapi kami cukup menikmatinya. Kami tidak sempat menikmati sunset diatas karena terlalu asik menikmati keindahan dikawah.

Pukul 05.00 kami keatas dan foto dibeberapa spot digundukan batu. Berjalan beriringan dengan penambang belerang membuatku tak hentinya mengucap syukur. Dipuncak kami foto-foto lagi dan dilanjutkan dengan turun ke Pos Paltuding. Jalan turun tak semudah yang aku pikirkan, jalan berpasir membuat banyak orang terjatuh, tak terkecuali aku hahahaha.

Pukul 06.45 kami sampai Pos Paltuding dan mencari mobil jemputan kami. Perjalanan pulang kami menemukan sebuah kecelakaan tunggal karena rem blong. Sungguh yang bisa kami lakukan hanya mengucap syukur, mereka bisa jadi kami yang keras kepala memaksa naik menggunakan motor. Terima kasih atas segala kelancaran dalam perjalannya Tuhan.

Sampai homestay kami bebersih dan packing. Ibu pemilik homestay sangat baik sekali bahkan membuatkan kami teh manis hangat. Aku tidak suka manis tapi pagi itu aku mampu menghabiskan satu gelas besar teh manis hangat itu. Setelah pamit kami melanjutkan perjalanan pulang ke Stasiun Karangasem. Dijalan kami pesta durian dan sempat makan siang di salah satu tempat makan yang bawahnya sungai gitu. Its time to say good bye. Thanks for the first experience, Ijen :)

Rincian biaya yang kami keluarkan:
Tiket kereta Surabaya-Banyuwangi : 245k (eksekutif)
Tiket kereta Surabaya-Banyuwangi : 185k (premium)
Sewa motor                                      : 100k (per motor exclude bensin)
Sewa jeep                                         : 400k
Guide                                                : 200k
Total kami iuran per anak 300k untuk semua kebutuhan kami exclude tiket kereta. Pengeluaran tergantung pada kebutuhan individu. Happy Holiday everyone :)
Baluran rasa jepang musim semi yaaa

pendaki menuruni kawah

Medan Gunung Ijen

Kawah Gunung Ijen

My Traveling Partner

No comments:

Post a Comment