Saturday, December 8, 2018

Makna Kehilangan

www.hanidha.com

Selasa hari itu bertepatan dengan Maulid Nabi, rehat sebentar dari kerjaan dan tugas kuliah lumayan mengurangi beban hidup. Senin sore sudah ada beberapa ajakan untuk main esok hari. Walaupun dalam circle yang sama, kadang bingung juga karena tujuan yang berbeda. Rencananya kami hari selasa mau menegok abah teman kami yang sudah dirawat beberapa waktu. Badan pengennya tidur seharian karena weekend kemarin belum istirahat dengan cukup tapi sepertinya kami memang harus berangkat.



Kami sepakat akan berangkat dari Surabaya pagi hari sekitar pukul 07.00 tapi yaa namanya tanggal merah pasti ada aja malesnya kan. Akhirnya kami sepakat untuk berangkat siang saja dari Surabaya. Sempat ketiduran hingga ponsel berbunyi dan dengan tergesa mengangkatnya.

"Hani abah meninggal, aku sudah deket nih 10 menit lagi sampai kosmu, buruan ya".

Mata yang tadinya ngantuk dan pusing karena bangun terpaksa hilang sudah. Dalam waktu kurang dari 10 menit harus sudah siap berangkat. Hari itu kami diajarkan banyak hal, bahwa sebaik-baiknya kami merencanakan sesuatu, Allah sebaik-baiknya perencana. Kami yang berniat hanya menjenguk menjadi takziah untuk menguatkan teman kami. Sebaik-baiknya kami menjaga manusia, Allah pemilik segala sesuatunya dan tau mana yang terbaik untuk siapapun.

Yang paling membuatku meleleh ini pasangan temanku, dengan sabar menemani temanku dari abah sakit sampai abah keliang lahat. Bahkan ketika di kuburan, saat temanku melihat abah dikuburkan, dia membuka payung supaya temanku bisa berteduh. Perbuatan kecil yang aku saja tidak pernah terpikir. Semoga kalian segera disatukan dalam akad ya. Untuk sahabat yang patah kedua sayapnya, kami ada untuk kamu kapanpun kamu butuhkan. Kami tidak bisa membuat utuh sayapmu tapi kita akan membantu kamu untuk dapat terbang lagi. Kamu tidak sendiri dear...

No comments:

Post a Comment